Kanalnews.co, GRESIK – Tim peneliti dari Universitas Ibn Khaldun dan IBI Kesatuan Bogor menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dan benchmarking ke Wisata Alam Gosari Gresik, Jawa Timur pada Sabtu, (7/9/2024). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Kolaborasi Penelitian Strategis (KATALIS) yang didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia.
Program KATALIS ini bertajuk “Strategi Benchmarking Desa Wisata Benteng sebagai Model Pariwisata Halal Berkelanjutan berbasis CBT (Community Based Tourism) dan Digitalisasi Informasi”. Menurut Prof. Dr. Immas Nurhayati, S.E., M.S.M., selaku koordinator penelitian, kegiatan bertujuan untuk menggali informasi terkait pengembangan destinasi wisata halal.
“Kami sedang berupaya mengembangkan destinasi wisata halal di Desa Wisata Benteng, Kabupaten Bogor. Kenapa kami memilih Wisata Alam Gosari? Karena desa wisata ini sangat terkenal di media sosial, sehingga banyak yang merekomendasikan dan paling penting sudah terkategori desa wisata mandiri,” ungkap Prof. Immas.
Prof. Immas berharap memperoleh banyak informasi terkait partisipasi dan kontribusi masyarakat lokal dalam pengembangan Wisata Alam Gosari dan digitalisasi informasi dan komunikasi yang sudah dilakukan oleh pengelola destinasi wisata.
“Harapannya, ragam informasi yang diperoleh bisa dijadikan sebagai referensi untuk penelitian yang kemudian bisa dijadikan rekomendasi kebijakan terkait pengembangan wisata halal kepada Pemerintah Kabupaten Bogor dan khususnya kepada pengelola Desa Wisata Benteng,” imbuh perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Ibn Khaldun tersebut.
Dra. Anis Nurul Aini, M.M., selaku Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disparekrafbudpora) Kabupaten Gresik menyambut baik inisiasi kegiatan dari tim peneliti Universitas Ibn Khaldun. Anis menegaskan komitmen lembaganya dalam mengakselerasi pengembangan wisata halal. Komitmen tersebut diwujudkan dalam pendampingan edukasi wisata halal dan menjadi jembatan untuk memfasilitasi sertifikasi halal bagi produk UMKM di kawasan desa wisata.
“Kami tentu saja tidak bekerja sendiri. Kami melibatkan lintas sektoral dalam pengerjaanya, seperti Dinas Koperasi Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) dan lembaga terkait lainnya,” ujar Anis.
Anis meyakini bahwa secara substantif Wisata Alam Gosari sangat layak menjadi destinasi wisata halal. Menurutnya, meskipun belum tersertifikasi secara resmi, tetapi realitas di lapangan menunjukkan destinasi wisata kebanggaan warga Ujungpangkah, Gresik ini sudah berprogres ke arah wisata halal.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Misbakhud Dawam menceritakan perjuangannya bersama seluruh elemen masyarakat mentransformasi Wisata Alam Gosari.
Dawam mengaku membangun kawasan wisata ini bermodal potensi sebidang tanah yang terdapat sumber mata air alami yang dikenal Sendang Bidadari.
“Selama tujuh tahun kami terus bergotong-royong mengembangkan wisata ini, sehingga berkembang sedemikian rupa dengan area yang semakin luas dan atraksi serta daya tarik wisata yang lebih beragam. Kami bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar sini dan membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin menjual produk UMKM ke warung yang kami sediakan. Sangat senang bisa memberikan dampak positif bagi desa kami,” jelasnya.
Kunci keberhasilan dari pengembangan Wisata Alam Gosari secara berkelanjutan adalah terus terjaganya jalinan kolaborasi dengan multi pihak pentahelix pariwisata. Jalinan tersebut pada akhirnya mampu mendatangkan fasilitasi berupa hibah pembangunan infrastruktur fisik dan penguatan keterampilan sumber daya manusia pengelola melalui pelatihan dan pendampingan intensif.
Dalam konteks wisata halal, Dawam mengungkapkan bahwa pihaknya berkomitmen memberikan pelayanan dan fasilitas yang sesuai syariat Islam. Misalnya dengan menyediakan makanan dan minuman halal, menyelenggarakan kegiatan santunan anak yatim piatu dan kaum dhuafa pada bulan suci Ramadan, menyediakan homestay syariah dan tempat ibadah yang bersih.
“Kami sering berkolaborasi dengan pondok pesantren dan madrasah untuk mengadakan kegiatan bersama terkait pendidikan dan keagamaan, seperti pengajian umum dan setoran hafalan Al-Qur’an di sini. Kami juga secara berkala mengadakan doa bersama (tahlilan) dengan warga setiap jumat kliwon yang kemudian dilanjutkan diskusi dengan warga,” pungkas Dawam.
Imam Syaiful Huda selaku Kepala Seksi Pemerintahan Desa Gosari menyebutkan bahwa Wisata Alam Gosari masuk 45 besar Desa Wisata Nusantara tahun 2024. Prestasi tersebut diharapkan mampu menjadi pelecut semangat bagi pengelola wisata untuk terus maju.
“Meskipun kami masih bisa bersaing dengan destinasi wisata lain di Gresik bagian utara. Kami menyadari masih banyak kekurangan, oleh karena itu kehadiran para akademisi sangat kami harapkan untuk turut membantu kami terus berkembang dan maju,” ujarnya.
Ketua BUM Desa Gosari, Mujib Ridlwan menilai keberadaan Wisata Alam Gosari akan terus eksis dan secara berkelanjutan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat desa.
“Kami terus berupaya melakukan inovasi dan menjalin kolaborasi untuk menjaga eksistensi Wisata Alam Gosari sekaligus memunculkan potensi-potensi yang belum populer, seperti situs bersejarah berupa prasasti,” kata Ridlwan.
Kegiatan FGD ini diselenggarakan di Café Bambu Wisata Alam Gosari dengan melibatkan pentahelix pariwisata, yaitu pemerintah, akademisi, komunitas, pelaku usaha, dan media. Pasca FGD, tim peneliti meninjau homestay syariah dan sejumlah daya tarik wisata halal di Wisata Alam Gosari, Gresik.