Foto ilustrasi

 

Kanalnews.co, JAKARTA– Penyakit hepatitis akut kini masih menjadi misteri. Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi Hanifah Oswari mengungkapkan cara mencegah agar anak-anak tak terinveksi virus tersebut.

Hanifah mengungkapkan hepatitis akut berbeda dengan virus hepatitis A, B, C, D dan E. Hingga saat ini para ahli masih mencari tahu penyebab hepatitis akut.

“Umumnya Hepatitis A, B, C, D, E. Ini bukan disebabkan virus a, b, c, d, e. Lebih khususnya dia menyarang anak di bawah usia 16 tahun, tapi lebih banyak lagi usia di bawah 10 tahun,” kata Hanjfah.

Menurutnya, gejala awal hepatitis akut pada anak bisa terdeteksi dini jika orang tua aware dengan kondisi anak. Salah satu ciri-cirinya adalah seperi diare, mual, muntah, sakit perut, dan kadang disertai demam.

Selain itu, gejala lainnya yaitu buang air kecil seperti warna teh, buang air besar seperti dempul dengan warna pucat, dan warna mata atau kulit berwarna kuning.

Dari pemeriksaan oleh dokter, nantinya ditemukan kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) atau Serum Glutamic Pyruvate Transaminase (SGPT), yakni enzim di hati, diperoleh kadarnya meningkat di atas 500 internasional limit per mililiter.

“Nah bila berlanjut lagi gejalanya pasien akan mengalami gangguan pembekuan darah, dan selanjutnya akan terjadi penurunan kesadaran yang akan berlanjut menjadi kematian bila pasien tidak melakukan transplantasi hati,” katanya.

Oleh karena itu, dia mengimbau kepada orang tua untuk bergerak cepat jika menemukan anaknya mengalami gejala tersebut. Kondisi anak bisa diselamatkan jika ditangani cepat.

“Jadi jangan nunggu gejalanya sampai kuning, karena kita akan kehilangan momentum bisa menolong lebih cepat, apalagi sampai terjadi penurunan kesadaran. Ini membuat dokter kesempatannya untuk menolong sedikit sekali,” tegas Hanifah. (ads)