KANALNEWS.co, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membutuhkan tambahan anggaran sepuluh kali lipat untuk percepatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dengan membentuk lembaga baru di jajaran Kementerian ESDM yang dipimpin Eselon I.

“Untuk mendorong percepatan pengembangan EBT ke depan, Kementerian ESDM akan membentuk lembaga baru selain Ditjen EBTKE yaitu Ditjen Konsevasi Energi (KE). Jadi, KE yang sekarang masih dibawa Ditjen EBTKE akan dipisakan menjadi ditjen baru di Kementerian ESDM,” kata Sudirman Said, Jumat (17/4) lalu.

Sudirman menambahkan, seiring dengan hal itu Kementerian ESDM juga telah meningkatakan anggaran percepatan pengembangan EBT menjadi sepuluh kali lipat dari anggaran tahun sebelumnya sebesar Rp1 triliun menjadi Rp10 triliun untuk periode 2016 mendatang.

“Presiden memberi arahan, APBN 2016 mendatang harus menunjukkan perubahan cara kita melihat masalah. Nah, ke depan Kementerian ESDM akan fokus pada penegmbangan energi baru terbarukan karena itu porsi jumlah yang akan dialokasikan secara keseluruhan maupun porsinya energi baru akan meningkat tajam yang mencapai 10 kali lipat,” kata Sudirman Said.

Menteri ESDM juga menjelaskan, pada tahun 2016 Kementerian ESDM akan mengajukan anggaran sebesar Rp25 triliun dan Rp10 triliun di antaranya itu adalah untuk energi terbarukan.

Terkait percepatan pengembangan potensi EBT, ketika menjawab pertanyaan wartawan, Sudirman menyatakan apa yang akan menjadi prioritas Kementerian ESDM adalah pengembangan EBT yang berbasis lokal (daerah). Oleh karena itu, menurutnya, percepatan pemanfaatan EBT sangat tergatung pada potensi EBT di daerah.

“Potensi EBT itu adanya di daerah, baik air (mikrohidro), angin, matahari, laut. Nah, dari potensi EBT ini mana yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi energi. Semua akan kita lihat dan dikembangkan secara varalel sehingga dapat dimanfaatkan menjadi energi yang signifikan,” ujara sudirman Said. (Mulkani)