Kanalnews.co, PROBOLINGGO– Barisan itu bergerak pelan, bukan karena malas, tapi karena ingin menikmati. Di antara wajah-wajah yang menyunggingkan senyum, ada satu yang tak kalah bersinar: Muh Marbas, 67 tahun, tubuhnya mungkin tak lagi setangguh dulu, tapi langkahnya tetap tegak.

“Kalau kaki ini masih mau melangkah, saya akan tetap ikut. Supaya anak-anak tahu, kemerdekaan itu bukan hanya cerita sejarah. Ia tanggung jawab yang harus dijaga,” ucapnya sambil menghapus peluh yang jatuh di pipi.

Pagi itu, Minggu (10/8/2025), warga RW 04 Kelurahan Patokan, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, seperti lupa waktu. Jalan sehat, senam bersama, hingga layanan tensi gratis dari pengurus Posyandu menghidupkan gang-gang yang biasanya hanya riuh oleh suara motor dan langkah terburu.

Tapi perayaan ini tak lahir mendadak. Sejak 17 Juli 2025, warga sudah menanam benihnya: kerja bakti membersihkan lingkungan, merapikan jalan, memotong rumput liar. Semua dilakukan tanpa banyak bicara, karena di kampung ini, gotong royong tak butuh pengumuman panjang.

Ketua RW 04, Muradi Efendi, paham benar jumlah peserta kali ini hanya sekitar 80 orang. “Bukan angka yang besar, tapi bukan itu intinya. Kalau dulu rakyat Indonesia bersatu untuk merdeka, sekarang kita bersatu untuk mempertahankannya. Dan itu dimulai dari lingkungan sekecil ini,” ujarnya, matanya menatap jauh, seolah melihat melintasi lorong waktu.

Di sela riuh senda gurau ibu-ibu serta anak-anak yang sibuk bermain, di balik sapaan hangat antar warga yang jarang bertemu, ada sesuatu yang kembali lahir: rasa memiliki satu sama lain. Sesuatu yang pelan-pelan mulai langka di banyak tempat, tapi hari itu, di RW 04, ia pulang.

Karena kemerdekaan, pada akhirnya, bukan hanya bendera yang berkibar di tiang tinggi. Ia adalah kebersamaan yang membuat kita mau berhenti sebentar, saling menyapa, dan ingat: tanpa persatuan, kita bukan siapa-siapa. (Gin)