Foto dok ist

 

Kanalnews.co, JAKARTA– Pemilihan Nusantara sebagai nama ibu kota negara yang baru di Kalimantan Timur menuai pro dan kontra. Ketua Tim Komunikasi Ibu Kota Negara Sidik Pramono menilai kritikan tersebut sebagai dinamika.

Presiden RI Joko Widodo telah menyetujui Nusantara sebagai nama ibu kota negara baru. Nusantara merujuk pada semua kesatuan wilayah yang kini juga bernama Indonesia.

Sejumlah anggota DPR pun meminta agar pemilihan Nusantara dipertimbangkan lagi karena dianggap dapat membingungkan. Bahkan ada sejarawan yang menyebut Nusantara terlalu Jawa-sentris.

“Bahwa ada yang mengkritik, ini tentu bagian dari dinamika,” kata Sidik.

Menurutnya pemilihan Nusantara telah melalui pertimbangan. Sebelumnya, ada sekitar 80 daftar yang menjadi kandidat nama ibu kota negara.

“Nusantara merupakan sebuah konseptualisasi atas wilayah geografi sebuah negara, di mana konstituentanya adalah pulau-pulau yang disatukan oleh lautan,” kata dia.

Bukan hanya soal geografis, Nusantara juga mencakup kebudayaan yang hidup di dalam wilayah-wilayah itu. Konsep Nusantara mengakui keberagaman yang ada di dalamnya.

“Nusantara juga merupakan pengakuan kemajemukan geografis yang melandasi kemajemukan budaya, etnis, dan sebagainya,” kata Sidik Pramono. (ads)