
KANALNEWS.co, Jakarta – Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyelenggarakan latihan bagi Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI tahun 2012. Latihan TNI melibat 2.500 prajurit TNI terdiri dari unsur Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara, terbagi dalam dua kelompok latihan yaitu latihan Posko dan latihan lapangan.
Panglima TNI mengatakan Indonesia memberikan perhatian terhadap perkembangan situasi yang terjadi di kawasan laut China Selatan utamanya dengan munculnya kerawanan dan potensi ancaman yang dapat memengaruhi stabilitas nasional. Sebab Indonesia memiliki kepentingan khususnya pada aspek politik, ekonomi, militer dan pertahanan.
Menurut Panglima TNI, Indonesia tidak dalam klaim wilayah di perairan laut China tersebut, namun dengan munculnya tindakan sepihak melalui penerbitan peta unilateral laut China Selatan tahun 1993 yang mencantumkan sembilan garis putus-putus di laut China Selatan, atau yang dikenal dengan Nine Dotes Lines atau “U” Shape Lines atau Nine-Dash Line, dinilai telah mengganggu zona ekonomi ekslusif Indonesia di utara Kepulauan Natuna.
Dalam perspektif keamanan nasional Indonesia, eskalasi sengketa laut China Selatan dan keberadaan Nine Dotes Lines, tentunya akan berimplikasi pada penguatan pertahanan dan gelar operasi TNI. Tujuannya untuk mengamankan kepentingan nasional Indonesia dalam rangka meminimalisasi terjadinya spill over konflik laut China Selatan yang muncul dan mengamankan berbagai obyek vital di Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia tersebut.
Menurutnya, situasi tersebut kemungkinan akan dihadapi di tahun 2012 dan lima tahun ke depan. Oleh karena itu, Panglima TNI mengharapkan kepada seluruh perwira agar benar-benar mampu membaca situasi berikut segala kecenderungannya. “Dengan demikian dapat meningkatkan pemikiran prediktif dan langkah antisipatif dalam menetapkan strategi dan memelihara skala prioritas pembangunan serta pengerahan kekuatan PPRC TNI dihadapkan fluktuasi kondisi ekonomi dan keuangan negara,” ujarnya.
Di sisi lain, perkembangan situasi dapat diskenariokan bagi kepentingan latihan PPRC TNI guna mencapai realisme latihan baik dari aspek strategis, operasional, taktik, teknik dan prosedur, maupun aspek psikologis serta aspek penelitian dan pengembangan.
Kasum menambahkan bahwa, TNI sebagai institusi negara terus dihadapkan kepada hamparan tantangan tugas yang tidak semakin ringan. Di tengah kuatnya arus globalisasi yang semakin membuka lebar “keran” persaiangan pengembangan kekuatan militer di setiap belahan kawasan dunia.
Dalam konteks energi, kendatipun dinamika yang tampak di permukaan bernuansa ekonomi, namun sesungguhnya di garis belakang setiap negara cenderung menyiapkan perangkat pengamanan, termasuk di dalamnya “mesin militer” guna mempertahankan wilayah kedaulatan dan menjamin keberadaan sumber energi yang menjadi ladang ekonomi suatu negara. RanoeNirawan