Foto Kanalnews.co

 

Kanalnews.co, PROBOLINGGO — Di depan Pasar Pajarakan, kabupaten setempat, tepat di jalur Pantura yang tak pernah benar-benar tidur, ada satu warung kopi yang lampunya bertahan paling lama. Namanya Warkop Makjrenk, tempat nongkrong yang bukan sekadar untuk ngopi, atau mencari inspirasi, tapi juga untuk bernafas menghilangkan penat.

Pemiliknya, Very Andrianus (32), tak memberi batas waktu yang kaku untuk para tamunya.

“Bukanya, normalnya dari jam 9 pagi sampai jam 12 malam, tapi kalau masih ada yang nongkrong, ya kami tetap buka. Kadang sampai setengah tiga dini hari,” kata pria beranak satu ini pada Kanal News, Sabtu (11/10/2025).

Bahkan, kata Very, beberapa hari lalu sekelompok pengunjung datang dari arah timur sekitar pukul delapan malam. Mereka hanya memesan minuman, lalu tertidur di kursi kayu hingga pukul dua dini hari.

“Ya kami biarkan saja. Sampai mereka bangun sendiri. Kasihan, mungkin mereka lagi kecapean, kalau saya lihat dari plat motornya sepertinya mereka dari Bali,” ungkap Very.

Warkop yang berdiri di lahan pribadinya ini baru dibuka sejak Senin (6/10/2025). Konsepnya sederhana: tempat nongkrong low budget tapi tetap memakai kopi asli.

“Saya pakai kopi tubruk asli dari Dampit, Malang. Tapi kopi sachet juga ada. Roti bakar, mie instan, dan camilan juga. Rata-rata semuanya dari harga Rp5.000 sampai Rp12.000.”

Dindingnya dicat polos perpaduan antara putih dan hijau, dengan variasi garis tengah berwarna hitam dan oranye. Pilihan warna yang menurut Very memberi kesan kesegaran dan bersahabat.

“Saya ingin orang masuk ke sini nggak sungkan. Nongkrong boleh lama, asal nyaman,” katanya.

Sedangkan nama Makjrenk sendiri ia ambil dari kesan segar setelah minum kopi.

“Saya teringat, dulu ada iklan salah satu minuman di televisi, jadi habis minum itu langsung makjrenk, seger, bersemangat gitu,” ujarnya sambil terkekeh.

Salah satu pengunjung, Rizky (22) yang mengaku pelanggan baru, merasa senang menemukan tempat seperti ini.

“Saya sering bingung mau nongkrong di mana. Cari tempat yang nyaman dan murah meriah. Di sini bisa nongkrong sampai larut malam, tempatnya lumayan luas, dan yang tak kalah penting harganya sangat murah,” kata Rizky sambil menyeruput kopinya.

Lebih dari sekadar tempat nongkrong, Very berharap Warkop Makjrenk bisa ikut menghidupkan kembali denyut UMKM lokal di Pajarakan dan sekitarnya.

“Saya ingin di Kabupaten Probolinggo, khususnya di Pajarakan, kembali hidup, gak sepi,” ujarnya.

Di bawah cahaya lampu putih terang, aroma kopi tubruk yang kuat, tawa pengunjung di antara mie instan yang tercium sedap, Warkop Makjrenk tumbuh menjadi ruang hangat bagi mereka yang mencari jeda, sebuah tempat singgah yang menjaga malam tetap hidup. (Fa)