
Kanalnews.co, JAKARTA – Badan Gizi Nasional (BGN) telah melakukan langkah evaluasi untuk mencegah terjadinya keracunan pada makan bergizi gratis (MBG). BGN kini menurunkan target produksi porsi MBG di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Ketua BGN Dadan Hindayana menyebut setiap SPPG dari semula 3-4 ribu porsi,
menjadi 2-2,5 ribu. Selain itu, setiap dapur MBG menggunakan rapid test terhadap bahan baku makanan dan hasil makanan serta menyediakan alat sterilisasi untuk ompreng atau food tray.
“Kemudian, banyak kejadian itu dari air. Jadi kami sekarang menginstruksikan ke seluruh SPPG agar menggunakan air untuk masak yang sudah bersertifikat. Nah itu upaya-upaya yang kami lakukan,” lata Dadan.
Selain itu, dia mengatakan jumlah kasus keracunan pangan karena MBG di Indonesia sejauh ini 46 persen. Sementara, sebesar 54 persen, kasus keracunan disebabkan hal lain yang tidak diberitakan.
“Perlu saya jelaskan juga bahwa kasus keracunan pangan di Indonesia, itu tidak hanya dari MBG. Sekarang itu 46 persen, keracunan disumbang oleh MBG, ya tapi yang 54 persennya kan tidak diberitakan,” kata Dadan.
Contohnya kasus keracunan pada siswa di Cipatat, Bandung Barat, Jawa Barat pada Jumat (17/10) lalu. Dadan, menyebut keracunan tersebut bukan disebabkan karena MBG.
“Jadi saya perlu sampaikan, kami tidak ingin ada kejadian. Jadi nol persen, tapi kita harus tahu bahwa 46 persen itu memang disebabkan MBG, dan dalam dua bulan terakhir kontribusi MBG ini naik karena masif tapi yang 54 persen keracunan bukan karena MBG,” katanya. (ads)
































