KANALNEWS.co – Jakarta, Peluncuran BlackBerry Z10 dinilai tidak akan mengulang kesuksesan model-model sebelumnya. Z10 yang dibanderol dengan harga sekitar Rp 7,5 juta dirasa terlalu mahal untuk pasar Indonesia dan India.

Indonesia dan India menjadi pasar pertaruhan yang sangat penting bagi produsen BlackBerry, Research in Motion (RIM). Di kedua negara ini BlackBerry memiliki jutaan pelanggan dan RIM berhasil memposisikan diri dengan smartphone yang harga dan biaya berlangganan yang relatif terjangkau.

“Jelas bahwa Indonesia dan India adalah dua pasar besar BlackBerry, tapi peluncuran produk terbaru RIM (Z10 dan Q10) tampaknya kurang tepat sasaran,” ujar Melissa Chau, senior research manager di IDC Singapura.

Data IDC menunjukkan bahwa penjualan Indonesia adalah pasar ketiga terbesar BlackBerry setelah Amerika Serikat dan Inggris. Sementara India berada di posisi kesembilan.

ABI Research mengatakan bahwa penjualan BlackBerry di Indonesia mencapai setengah dari seluruh penjualan smartphone di Indonesia. Angka ini sangat berbeda dengan pangsa pasar BlackBerry secara global yang hanya 5,3 persen. Sedangkan di India, BlackBerry adalah smartphone ketiga terlaris setelah Samsung dan Nokia.

Kesuksesan BlackBerry di India dan Indonesia berkat paket-paket murah yang ditawarkan operator. Tetapi hal ini diperkirakan tidak akan menyelamatkan BlackBerry dari kemerosotan pangsa pasar.

Kehadiran aplikasi pesan seperti WhatsApp membuat daya tarik BlackBerry Messenger semakin memudar.

Mickey Nayoan (32), seorang desainer produk berusia 32 tahun yang tinggal di Jakarta, menukar BlackBerry-nya dengan Samsung.

“Saya bisa bertahan tanpa BlackBerry karena ada WhatsApp. Semakin banyak pengguna WhatsApp sehingga BBM tidak perlu lagi,” ujarnya.

Pada saat yang bersamaan, BlackBerry yang dulunya dipandang sebagai gadget mahal (high end) kini mulai dilihat sebagai smartphone murah (low end).

“Ketika RIM memperkenalkan BlackBerry murah, brand tersebut kehilangan daya tariknya bagi orang Indonesia yang sangat sadar status,” ujar Ong Hock Chuan, seorang konsultan komunikasi.

Meskipun BlackBerry masih cukup populer di Indonesia, tetapi untuk urusan operating system (OS), Android-lah yang paling populer.

Data dari StatCounter, sebuah situs yang mencatat lalu lintas internet mobile, menunjukkan bahwa pangsa pasar BlackBerry turun dari 20 persen di 2011 menjadi hanya 5 persen.

Masalah lain yang dihadapi BlackBerry adalah smartphone yang sering error atau hang.

“Jika OS BlackBerry 10 bisa stabil, mungkin smartphonenya juga bisa sukses,” ujar Hasnul Suhaimi, presiden direktur XL-Axiata Indonesia.

Untuk mengembalikan kejayaan BlackBerry, analis sepakat bahwa RIM harus meluncurkan smartphone murah.

“Z10 adalah smartphone high end dan India bukan pasar yang tepat untuk itu. Kami harap RIM akan meluncurkan model yang berbeda untuk India,” ujar Anshul Gupta, analis industri di perushaan konsultan teknologi Gartner di Mumbai.

 

Penulis : Herwan Pebriansyah