KANALNEWS.co, Jakarta – Pembentukan pola makan sehat bagi anak-anak sejak dini akan membangun pola makan sehat dimasa yang akan datang, dan jika anak sudah terbiasa mengonsumsi makanan pendamping ASI berupa sayuran dan buah sejak 6 bulan, hal itu akan berpengaruh pada perilaku konsumsi sayur dan buah hingga usia dewasa.
Hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) 2013 secara nasional menunjukkan 93,5 persen anak diatas 10 tahun kurang mengkonsumsi sayur dan buah yang tidak berbeda jauh dari Riskesdas 2007 yang mencapai persen yang berarti rata-rata anak Indonesia yang mengonsumsi buah dan sayur dalam jumlah cukup hanya 6,5 persen setiap harinya.
Prof Dr Agus Firmansyah SpA(K), Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM mengatakan, sayur dan buah-buahan adalah makanan kaya serat yang sangat baik bagi tubuh. Selain baik untuk kesehatan saluran cerna dan imunitas pada masa tumbuh kembang anak, kecukupan serat sejak dini akan menurunkan risiko terkena berbagai penyakit seperti peradangan, alergi, diare, jantung, kanker dan darah tinggi pada usia dewasa.
“Perilaku konsumsi kurang serat ini tak lepas dari kebiasaan yang ditanamkan oleh orangtua sejak anak masih bayi,” ujar Prof Agus dalam diskusi Nutritalk Sarihusada bertema Pembentukan Pola Makan Sehat Sejak Usia dini di Jakarta, Senin (15/6/2015).
Prof Agus menjelaskan, seribu hari pertama kehidupan seorang anak merupakan window of opportunity, bukan hanya untuk tumbuh kembang optimal juga bagi kualitas kesehatan dan juga pembentukan perilaku makan sehatnya dalam jangka panjang.
“Anak perlu diperkenalkan dengan MPASI dalam beragam tekstur, tampilan dan rasa setelah pemberian ASI ekslusif sampai usia enam bulan,” jelasnya.
“Memperkenalkan MPASI buah dan sayur secara bertahap dan teratur tidak saja akan menyediakan serat yang dibutuhkan bagi kesehatan pencernaan, tapi juga akan membentuk preferensi terhadap buah kelak mereka dewasa, ujar Prof Agus menambahkan.
Angka Kecukupan GIzi (AKG) 2013 menunjukkan kebutuhan akan serat pada anak usia 7-11 bulan berkisar 10 gram serat per hari, yang terus bertambah. Remaja usia 16-18 tahun perempuan dan laki-laki membutuhkan masing-masing asupan 30 dan 37 gram serat per hari.
“Kecukupan serat yang semakin meningkat ini bisa dipenuhi jika anak-anak dan remaja terbiasa mengonsumsi buah dan sayur sejak usia dini,” katanya.
Pisang, pepaya, bayam, dan wortel disamping mengandung serat yang dibutuhkan bagi pencernaan anak yang larut dan serat yang tidak larut juga mengandung probiotik, vitamin dan mineral yang mendukung tumbuh kembang anak.
Arif Mujahidin, Head of Corporate Affairs Sarihusada menyatakan sebagai perusahaan yang terus mewujudkan komitmen untuk menyediakan produk nutrisi terbaik dan terjangkau bagi ibu dan anak di Indonesia, PT Sarihusada Genrasi Mahardika terus berkomitmen untuk mendukung upaya perbaikan gizi yang dilakukan pemerintah melalui peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi ibu-anak.
“Kami berharap, apa yang disampaikan dalam Nutritalk kali ini dapat digunakan sebagai masukan dalam membangun anak-anak Indonesia yang memiliki pola makan sehat,” tandas Arif.
Penulis : Herwan Pebriansyah