KANALNEWS.co, Jakarta – PSSI versi Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI) pimpinan La Nyalla Mattaliti sepertinya tidak mau ketinggalan untuk menginginkan adanya pengakuan atau legitimasi dari pemerintah. Hal tersebut terlihat pada Rabu pagi kemarin, dimana La Nyalla dan jajaran pengurusnya menghadap   Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Andi Mallarangeng, di kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta.

Kedatangan La Nyalla dan pengurusnya sekaligus untuk menyampaikan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) yang mereka gelar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta pada Minggu 18 Maret lalu. Padahal PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin, pada Senin (9/4) lalu telah menemui Menpora Dalam kesempatan tersebut Menpora menyatakan tetap mendukung PSSI pimpinan Djohar sebagai organisasi sepak bola di Indonesia yang sah dan diakui FIFA.

Usai menerima pengurus PSSI La Nyalla, kepada wartawan Andi mengatakan bahwa dia menerima banyak masukan dan pikiran teman-teman dari KPSI (Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia) mengenai situasi persepakbolaan nasional. Meski begitu, Andi tetap menegaskan bahwa posisi pemerintah tetap hanya mengakui PSSI kepengurusan Djohar Arifin Husin.

“Kalau FIFA mengubah kebijakannya, atau mengubah pendapatnya tentang yang mana yang dianggap sah sebagai pengurus PSSI, maka pemerintah juga akan menyesuaikan diri,” katanya.

Sementara itu La Nyalla Matalitti kepada Menpora turut  menyumbang saran agar tim nasional (timnas)  dibentuk dan dikelola oleh Pemerintah. “Kalau mau membentuk timnas, jangan dikelola oleh PSSI Djohar, tapi oleh KONI atau Menpora,” ujar La Nyalla.

Dirinya mengaku tidak akan mengahalang- halangi para pemain yang berkiprah di Liga super Indonesia (LSI) jika ingin memenuhi ajakan PSSI Djohar Arifin. “Pemain itu adalah tanggung jawab klub karena yang membayar mereka adalah klub. Saya selaku ketua umum PSSI versi KLB tidak akan melarang pemain. Tapi, kalau klubnya tidak memberikan ijin, tidak akan mungkin kita melarang,” ujarnya

Namun demikian, La Nyalla menyangsikan hal itu terjadi. Pasalnya, klub-klub ISL sudah solid dengan PSSI di bawah kepemimpinannya. “Kalau klubnya mau, sudah dari dulu mereka bergabung dengan PSSI Djohar. Saya beri jalan keluar.  Nanti, saya akan merayu mereka untuk bermain di timnas, tapi kalau atas nama Djohar Arifin mereka sudah tidak mau. yakin saya,” ujarnya.

Selain permasalahan di atas, permasalahan pengakuan pemerintah yang hanya mengakui PSSI Djohar Arifin dianggapnya wajar, walaupun menurutnya, kenyataan di lapangan PSSI Djohar Arifin sudah tidak lagi dipercaya 2/3 anggotanya. “Tugas saya menjelaskan pada tim task force. Jadi wajar kalau pemerintah masih menganggap yang diakui FIFA adalah PSSI Djohar Arifin,” ucapnya. Ranoe Nirawan