
Kanalnews.co, JAKARTA – Belum juga satu hari menjabat sebagai Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa sudah membuat pernyataan kontroversi terkait 17+8 tuntutan rakyat. Purbaya meminta maaf dengan meluruskan pernyataannya.
“Bukan sebagian kecil. Maksudnya begini, ketika ekonomi agak tertekan, kebanyakan masyarakat yang merasa susah, bukan sebagian kecil ya. Mungkin sebagian besar kalau sudah sampai turun ke jalan,” ungkap Purbaya.
Ia pun tidak menyangka pernyataannya mendapatkan respon negatif dari masyarakat. Purbaya berjanji akan memperbaiki gaya bicaranya karena ia menyebut dirinya sebagai menteri kagetan.
“Jadi, itu maksudnya saya kemarin. Kalau kemarin salah ngomong, saya minta maaf,” ujarnya.
“Ini kan saya masih pejabat baru di sini, menterinya juga menteri kagetan, jadi kalo ngomong katanya kalo kata Bu Sri Mulyani gayanya Koboi,” ujar Purbaya usai Serah Terima Jabatan (Sertijab) bersama Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta.
“Waktu di LPS sih nggak ada yang monitor, jadi saya tenang. Ternyata kalau di keuangan beda Bu (Sri Mulyani), salah ngomong dipelintir sana-sini,” katanya.
Purbaya lantas meminta petunjuk dari menteri sebelumnya, Sri Mulyani dan dukungan media agar bisa bekerja secara maksimal.
“Jadi ke depan teman-teman media, mohon beri saya waktu untuk bekerja dengan baik. Nanti kalau beberapa bulan baru kritik habis-habisan,” katanya.
Pernyataan Purbaya soal tuntutan 17+8 yang disuarakan masyarakat mengundang kontroversi. Ia menyebut tuntutan itu datang dari sebagian kecil rakyat yang hidupnya terganggu dan masih kurang.
“Itu suara sebagian kecil rakyat kita, kenapa? Mungkin sebagian ngerasa keganggu hidupnya, masih kurang ya,” kata Purbaya di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2025). (ads)