KanalNews.co, SUBANG – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melakukan inspeksi mendadak ke pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) Aqua di Subang, Rabu (21/10). Dalam kunjungan tersebut, ia menemukan fakta bahwa bahan baku air mineral yang diproduksi perusahaan itu berasal dari pengeboran air tanah dalam.

Dalam video yang diunggah di kanal resminya, KDM menemukan bahwa air untuk produksi salah satu perusahaan besar ternyata berasal dari air tanah dalam yang diambil lewat pengeboran artesis hingga lebih dari 100 meter, bukan dari mata air alami di permukaan.

“Ini air tanah, bukan air dari sumber mata air alami di pegunungan seperti yang banyak orang bayangkan,” ujar Dedi saat sidak area instalasi pabrik.

Temuan itu membuat Dedi menyoroti praktik eksploitasi air tanah oleh industri besar. Ia menilai, penggunaan air tanah secara masif tanpa pengendalian ketat bisa mengakibatkan penurunan muka air tanah dan berdampak pada sumur warga di sekitar lokasi.

“Kita sering dengar warga  mengeluh air sumurnya kering. Kalau air tanah terus diambil untuk produksi jutaan galon setiap hari, ini bukan hanya persoalan bisnis, tapi juga keadilan ekologis,” tegasnya.

Dedi menegaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan meninjau ulang seluruh izin pengambilan air tanah oleh industri AMDK di wilayahnya. “Industri boleh berjalan, tapi jangan sampai rakyat kehilangan hak dasarnya atas air,” ujarnya.

Sementara itu, pihak manajemen Aqua melalui keterangan tertulis menyampaikan bahwa seluruh kegiatan produksi mereka telah memiliki izin resmi dari pemerintah, termasuk izin pengambilan air tanah.

“Kami memastikan seluruh proses pengambilan air dilakukan sesuai peraturan perundangan yang berlaku, serta dengan prinsip keberlanjutan lingkungan,” tulis pernyataan resmi perusahaan.

Aqua juga mengklaim telah melakukan pemantauan rutin terhadap kondisi air tanah di sekitar area operasional, serta menjalankan program tanggung jawab sosial untuk menjaga ketersediaan air bagi masyarakat sekitar. (adt)