KANALNEWS.co, Jakarta – Indonesia kembali menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Karate SKIF ke-12, yang berlangsung di  Hall D2 JIExpo Kemayoran Jakarta, pada 22-28 Agustus mendatang yang diprediksi akan diikuti oleh ribuan karateka dari puluhan negara.

“Untuk kedua kalinya Indonesia menjadi tuan rumah, yang pertama pada 2000 lalu di Bali. Saat itu dibuka oleh Ibu Megawati Soekarnoputri yang menjabat sebagai wakil presiden saat itu,” kata Ketua Panitia Kejuaraan Dunia Karate SKIF ke-12, Aldrin Tando, di Restoran Pulau Dua Jakarta, Rabu (29/6/2016).

Alrdin menjelaskan, hingga saat ini sudah lebih 800 karateka dari 50 negara yang memastikan hadir, dan masih bisa bertambah lagi hingga penutupan. Secara keseluruhan, ada 105 negara anggota Shotokan Karate-do International Federation, bahkan ada beberapa negara yang mengirimkan lebih dari 50 atlet untuk kejuaraan internasional ini. Pada turnamen di Bali Ia menyatakan sebanyak 1.700 karateka yang hadir.

“Kami masih membuka konfirmasi pendaftaran hingga batas akhir, tapi saya yakin pesertanya akan mencapai ribuan,” katanya lebih lanjut.

Pihaknya memperkirakan kontingen terbesar berasal dari Amerika Serikat, Australia, Jepang, Afrika Selatan, Italia, Meksiko, dan Denmark. Semuanya mengirimkan di atas 50 orang perkontingen.

Kejuaraan internasional dari perguruan Shotokan Karate-do International Federation, yang di Indonesia menginduk pada PB Federasi Olahraga Karate-do Indonesia. Turnamen ini sangat bergengsi dan ditunggu-tunggu masyarakat karate dunia yang akan mempertandingkan 63 nomor, yang terbagi ke dalam dua kategori, yaitu kumite dan kata.

“Nomor yang dipertandingkan mulai dari kelas 12 tahun hingga kelas senior di atas 70 tahun,” kata Tando.

Tando menjelaskan pemilihan lokasi turnamen di JIEXPO Kemayoran itu setelah kompleks Gelora Bung Karno Senayan tengah direnovasi untuk persiapan ASIAN Games 2018 dan pihaknya mengaku perlu biaya tambahan dalam turnamen kali ini.

“Ini menambah biaya penyelenggaraan karena kami harus menyediakan berbagai fasilitas tambahan, di antaranya sarana transportasi dari hotel menuju arena,” kata dia.

Saat ditanya dukungan pemerintah, dia katakan, “Kami sudah menyurati menteri pemuda dan olahraga tentang dukungan ini sejak beberapa waktu lalu. Namun sampai saat ini tidak ada tanggapan apapun, padahal ini turnamen internasional yang bergengsi,” kata dia. (Herwan)