KANALNEWS.co, Jakarta – Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) menolak rencana Revitalisasi (pembongkaran) trek Pacuan Kuda Pulomas, Jakarta Timur yang akan digantikan dengan pembangunan Ekusterian dalam rangka persiapan Asian Games 2018 mendatang.

“Kami setuju pacuan kuda Pulomas direnovasi. Tapi, kalau dibongkar dan kemudian direlokasi ke tempat yang belum jelas kami secara tegas akan menolak,” kata Ketua Pordasi DKI Jaya, Alex Asmasoebrata yang didampingi 11 pengurus Pengprov Pordasi Jawa Timur, Sumatera Barat, Riau, Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Papua, Kalimantan Barat,  Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, dan juga perwakilan tokoh olahraga berkuda serta perwakilan Joki dan Pelatih kepada Wartawan di Pulomas Jakarta, Minggu (28/2/2016).

Sebelumnya dalam Sarasehan Nasional Pordasi 2016 yang berlangsung Minggu (28/2). Seluruh Pengprov Pordasi yang hadir, mendeklarasikan untuk mempertahankan Pacuan Kuda Pulomas sebagai salah satu salah satu sarana olahraga yang bersejarah yang pertama kali didirikan 1970 oleh Mantan Presiden RI kedua Soeharto.

“Pacuan Kuda Pulomas ini merupakan yang terbesar di Kawasan Asia Tenggara. Sangat disayangkan jika tempat bersejarah ini dihapuskan oleh oknum-oknum yang tidak tahu sejarah,” katanya.

Secara tegas Alex mengatakan salah satu cara untuk memperjuangkan kelestarian Pacuan Kuda Pulomas dan sesuai dengan UU No.5 tahun 2003 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada pasal 67 dan 89, dimana setiap orang dilarang meniadakan dan atau mengalihfungsingkan sarana dan prasarana olahraga yang telah menjadi asset Pemerintah atau Pemerinta Daerah.

“Kami akan tetap ngotot untuk mempertahankannya. Kami akan mendatangi Gubernur DKI Jakarta, Menpora, bahkan sampai ke Presiden sekalipun,” tegasnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Umum Pordasi, Eddy Sadakh yang akan meminta kepastian Federasi Ekuasterian Asia dan Komite Olimpiade Asia agar pembangunan venue ekuasterian di Pulomas yang akan digunakan sebagai cabor yang dipertandingkan di Asian Games tidak menghilangkan lapangan pacuan kuda Pulomas.

“Sukses Asian Games 2018 bisa tercapai tanpa harus menghilangkan Pacuan Kuda Pulomas dan pembangunan venue ekustrian harus berdampingan dengan Pacuan Kuda. Tanpa harus membongkar asset bersejarah milik bangsa itu,” katanya.

Wakil Ketua KONI DKI Jaya, Audi Tambunan juga sangat menyayangkan jika pembongkaran Pacuan Kuda Pulomas terjadi. Padahal, pihaknya telah meminta kepada Gubernur DKI Jaya, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) agar cabang-cabang olahraga dibawah naungan KONI DKI Jaya untuk mengelola sarana dan prasarana olahraga yang ada di DKI Jaya.

Selain Sarasehan, pada acara itu juga dilakukan penandatangan sikap diatas spanduk sepanjang 12 meter yang dilakukan oleh seluruh peserta dan juga para pencinta pacuan kuda di arena pacuan.

Sebelumnya Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) DKI Jakarta, Firmansyah Wahid mengungkapkan, lahan Pacuan Kuda Pulomas merupakan aset milik Pemprov DKI. Sehingga Pengprov Pordasi DKI tidak berhak untuk menghalang-halangi revitalisasi.

“Pembangunan Equestrian kami kebut, sehingga sebelum Asian Games sudah selesai,” ujar Firmansyah.

Rencananya Pacuan Kuda Pulomas akan disulap menjadi Equestrian untuk kepentingan Asian Games 2018. Pembangunannya diserahkan kepada PT Jakarta Propertindo, selaku anak perusahaan PT Pulomas. (Herwan)