KANALNEWS, Los Angeles – Superstar NBA, LeBron James mengritik cuitan eksekutif klub Houston Rockets yang dianggap mendukung unjuk rasa di Hong Kong dan menimbulkan kemarahan pemerintah China.

James yang kini memperkuat Los Angeles Lakers menyebut cuitan manajer umum Rockets, Daryl Morey tersebut dapat mengganggu masa depan pekembangan NBA di China. “Saya kira dalam situasi ini dia (Morey) tidak memahami,” kata James sebelum pertandingan pra-musim antara Lakers dan Golden State Warriors.

“Banyak pihak yang akan dirugikan tidak hanya secara finansial, tetapi juga secara fisik, emosi dan spiritual. Jadi sebaiknya kita berhati-hati dengan apa yang kita cuit, katakan dan lakukan,” kata James.

“Saya akui kita punya kebebasan berbicara, namun hal ini pun mengandung banyak unsur yang negatif.”

LeBron James terikat kontrak dengan produk peralatan olahraga Nike yang memiliki pasar luas di China. Ia juga telah beberapa kali berkunjung ke sana untuk melakukan promosi penjualan.

Eksebisi LA Lakers dan Brooklyn Nets ke China, pekan lalu sempat terganggu karena skandal kasus cuitan Morey yang berbunyi,”Terus berjuang buat kebebasn. Dukungan buat Hong Kong.” Stasiun televisi negara tersebut langsung membatalkan tayangan langsung kedua pertandingan.

Aksi unjuk rasa di Hong Kong telah berlangsung beberapa bulan. Dari isu awal penolakan ekstradisi pelanggar hukum, isu berkembang ke tuntutan kebebasan domorasi yang lebih besar. Pemerintah China menyebut para pengunjuk rasa Hong Kong melakukan tindak kekerasan.

Kritik James mendapat pujian di media sosial China, namun menuai kecaman di negaranya. Mesin pencari China, Weibo menyebut pernyataan James menempati peringkat 12 pernyataan yang paling dicari yang setara dengan 64 juta views. “Mengagumkan. Bintang Amerika menunjukkan pemnikiran yang mandiri dan bertanggungjawab terhadap isu yang barat,” tulis salah seorang netizen.

Namun James mendapat kecaman di AS yang menunjukkan perlakuan pemerintah China terhadap para pengunjuk rasa di Hong Kong dan perlakuan tidak adil terhadap satu juta muslim China yang harus mendekam di penjara. (AFP)