KANALNEWS.co, Yogyakarta – Irwan Ardiansyah, crosser yang telah malang melintang di Indonesia dengan koleksi 7 (tujuh) kali juara nasional menyerahkan replika jersey motocross dan wearpack brand road race kepada tim pengambilan koleksi olahraga prestasi museum olahraga nasional.

“Kami akan rawat dan simpan koleksi ini untuk nantinya akan dipamerkan kepada para pengunjung museum,” kata Suminta ditemani Rahmatulloh saat menyambangi kediaman Irwan Ardiansyah di kawasan Parangtritis Yogyakarta, Kamis (11/5/2017).

Dian sapaan akrab Irwan Ardiansyah menjelaskan tentang jersey yang diserahkan kepada tim koleksi museum olahraga. Jersey yang dirancang dan didesain dari Jepang itu mempunyai sejarah panjang pria kelahiran Yogyakarta itu menjadi juara nasional motocross pada 1996 hingga 1998. Sementara wearpack brand road race digunakan pada pada event kejuaraan nasional 2016 di Sentul Jawa Barat. Dian yang kini telah pensiun dari motocross beralih ke arena road race dan juga melatih para crosser muda.

“Jersey ini sangat bersejarah. Semoga koleksi yang saya serahkan akan berguna bagi generasi muda dan dunia olahraga Indonesia,” kata Irwan.

Tim museum olahraga nasional menerima jersey dan baju balap Irwan Ardiansyah di Yogyakarta

Pria yang akan berusia 40 tahun pada September mendatang itu mengaku sebelumnya mempunyai berbagai koleksi piala dalam satu lemari. Berbagai piala itu diperolehnya dengan tetesan keringat dan kerja keras saat menjadi juara di berbagai event yang diikutinya. Namun sayang, gempa tektonik yang melanda Yogyakarta beberapa waktu lalu mengakibatkan berbagai benda sejarah koleksi pribadinya itu kini hanya menyisakan beberapa piala.

“Sayang beberapa koleksi piala saya sudah rusak parah akibat gempa. Hanya ada beberapa yang bisa diselamatkan,” kata Dian yang menjelaskan saat gempa terjadi tengah berada di Jepara.

Ia juga menjelaskan sejarah panjang dan pahit getirnya untuk menjadi juara. Ayah tiga anak itu menceritakan saat melakoni Training camp di Amerika pada tahun 1996 dan 1997 yang disponsori oleh Yamaha. Meski bertitel sebagai juara nasional motocross saat itu, namun dengan melakoni training camp di negara Paman Sam, semua gelar yang disandangnya harus dimulai dari nol.

“Saya tidak lupa sejarah saat training di Amerika. Meski juara nasional tapi saya harus memulainya dari nol,” jelasnya.

Dian menjelaskan saat menimba ilmu di Jim Holley MX School, California, dan Donnie Hansen Motocross Academy (DHMA). Pertama kali mengikuti TC di Amerika pola hidupnya berubah drastis. Para mentor mengajarkannya untuk menghargai waktu dan semua yang dilakukan harus tepat waktu atau on time. Selain itu semua pekerjaan dilakukan sendiri seperti mencuci baju, mencuci motor bahkan menaikan motor ke kendaraan.

“Untuk menjadi juara pola hidup harus disiplin. Stamina juga harus bagus,” ujar Dian memberikan tips menjadi juara.

Pengalaman selama mengikuti TC itulah akhirnya menjadikannya menjadi salah satu legenda crosser terbaik di Indonesia. Dan kini Ia mengambil pembelajaraan itu dengan membiasakan disiplin kepada anak didiknya di Irwan Ardiansyah Motocross Academy (IAMA) yang terletak di Jalan Parangtritis, Km 4.5, Yogyakarta.

Berbagai gelar Internasional yang diraih Dian diantaranya Juara III Pemula 250 cc GFI Winter Series LACR California, Amerika Serikat, Peringkat VII 125 cc KTM Supercross Perth Australia (1996), Juara IV FIM Asia Supercross Medan (2001), hingga Peringkat IV FIM Asia Supercross (2002).

Kepala Museum Olahraga Nasional Herman Chaniago pada kesempatan sebelumnya menjelaskan pada tahun ini, pihaknya akan menambah koleksi museum dengan mengumpulkan berbagai bentuk barang, mulai dari medali sampai perlengkapan olahraga milik atlet berprestasi Indonesia yang telah mengharumkan nama bangsa di berbagai event olahraga baik kawasan Regional, Asia, Dunia hingga Olimpiade.

Kedepannya museum olahraga yang akan menempati lokasi baru berada dan strategis di tengah ibukota negara berada di dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan Jakarta seluas 4.400 meter persegi akan menjadi destinasi baru edukasi dan wisata budaya dengan tampilan lebih modern dan mutakhir.

“Seperti halnya di negara maju bidang olahraga kami berharap Museum Olahraga Nasional akan menjadi daya tarik baru di kawasan kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,” demikian Herman. (Herwan)