
Kanalnews.co, BALI — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto menegaskan pentingnya meneladani leluhur Indonesia yang bisa merangkai keberagaman suku, budaya, dan agama dalam bingkai persatuan Indonesia.
Hal itu diungkapkan Menko Hadi saat menjadi pembicara kunci pada Pembukaan Festival Niti Raja Sasana – Tongkat Sastra Kepemimpinan Negeri, di Ubud, Bali, Sabtu (20/7/2024).
“Para pendiri bangsa telah mampu membangun kesadaran bersama untuk hidup secara harmonis, bukan saja antar-manusia, antar-suku bangsa, melainkan juga dengan alam semesta,” ujar Menko Hadi.
Dalam festival bertajuk ‘Menguatkan Nilai Kearifan Bangsa Dalam Kepemimpinan Nasional’ tersebut, Menko Hadi mengungkapkan bahwa nilai budaya Indonesia mampu terbentuk, berkembang, dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Dalam tatanan bernegara, nilai dan budaya itu mampu beradaptasi dengan sistem bernegara modern, sehingga para pendiri bangsa menentukan bangunan negara kita berdasarkan sistem demokrasi yang menempatkan rakyat sebagai asal dan tujuan kehidupan bernegara,” ungkap Menko Hadi.
Menko Hadi juga mengapresiasi terselenggaranya Festival Niti Raja Sasana sebagai upaya mempertahankan budaya sekaligus mengenalkan khazanah sastra di sekitar kehidupan manusia.
“Pesan-pesan itu adalah pesan-pesan kemanusiaan untuk bisa memberikan kesejahteraan, memberikan kebahagiaan, konsepsi nya adalah memberikan suatu kebahagiaan dengan kepemimpinan, keteladanan yang datang dari rakyat berdasarkan pesan-pesan yang sudah disampaikan oleh para leluhur,” kata Menko Hadi.
Lebih jauh, Menko Hadi berharap kegiatan semacam itu terus dipertahankan, sehingga pesan dan nilai leluhur terus hidup dari generasi ke generasi.
Di samping itu, dalam sambutannya, Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, AAGN Ari Dwipayana mengatakan bahwa Bali juga mempunyai nilai kepemimpinan yang diturunkan leluhur.
“Ini umurnya sangat tua sekali, bahkan kalau kita lihat karya-karya ilmu politik dari pemerintahan dunia barat itu umurnya jauh lebih muda dari sebuah karya Nitisastra dan juga Arthasastra,” ucap Ari.
Lebih lanjut, Ari menuturkan bahwa perkembangan kesusasteraan di Nusantara selain di Bali juga sangat luar biasa seperti karya-karya sastra di Jawa Kuno.
“Karena itu kita mempunyai gudang sastra yang luar biasa dan kita bersyukur sastra itu diselamatkan oleh Bali,” tutur Ari. (aof)