Kanalnews.co, TUBAN– Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur (Jatim) kembali membuat aksi nyata. Kali ini, mereka bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Sunan Bonang melakukan pendampingan untuk petani kelengkeng di Tuban.

Petani yang tergabung dalam kelompok PPAH Alam Sari ini, difokuskan agar maksimal membudidayakan lebah trigona atau biasa di sebut tawon klanceng. Pasalnya, lebah jenis itu selama ini efektif menjadi penyerbuk bunga kelengkeng. Kegiatan dilakukan pada pertanaman kelengkeng yang terletak di Kecamatan Palang, Tuban.

Turut hadir tim pengabdian kepada masyarakat ini terdiri dari Dr. Ir. Wiwin Windriyanti, M.P., Dita Megasari, S.P., M.Si., Dr. Ir. Kristiawan, S.P., M.M., Bahruddin Mohammad Luthfi, Nur Devika Mawarni, dan Ahmad Faiz Alfa Ni’am.

Ketua Kelompok PPAH Alam Sari, Kiswandoyo, mengatakan pendampingan ini sangat bermanfaat bagi para petani kelengkeng dalam kelompoknya. “Selama ini petani hanya tahu prakteknya jadi kalau teknisnya jarang tahu. Ke depannya pendampingan ini perlu dilakukan lebih intens lagi pada bidang-bidang yang lain,” katanya.

Sementara itu ketua tim pengabdian M
masyarakat, Wiwin, menjelaskan pendampingan ini banyak manfaatnya karena dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sekaligus meningkatkan kesejahteraannya.

Wiwin melanjutkan, mungkin petani sudah banyak mendengar tentang budidaya lebah trigona sebagai penyerbuk, namun mungkin belum pernah secara langsung mempraktekkannya.

“Era pandemi Covid-19 seperti ini, budidaya lebah trigona seperti sangat membantu baik dari segi perekonomian maupun dari segi kesehatan, karena bisa dikerjakan mandiri, sangat mudah dilakukan, tidak membutuhkan modal yang banyak, dan manfaatnya bisa dinikmati” jelasnya.

Di tempat yang sama, perwakilan dari UPTD Dinas Pertanian Kecamatan Palang, Aspuri berharap kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kapasitas petani, terutama dalam adopsi inovasi-inovasi baru.

“Ke depannya kegiatan semacam ini kalau bisa diperluas. Mungkin tidak hanya di satu kelompok, tetapi bisa dikembangkan di kelompok-kelompok lainnya, sehingga nanti ada pemerataan inovasi yang diterima oleh petani,” tandasnya. (Met)