Kanalnews.co, LEBAK– Dinamika yang sempat terjadi di organisasi HMI Cabang Lebak telah tuntas. Setelah sempat berbeda pandangan, kini Ketua HMI Komisariat se-cabang Lebak telah menyatukan pandangan dan mengakui kepemimpinan Ratu Nisya Yulianti.
Seperti yang diketahui oleh beberapa pihak, 9 Desember 2023 lalu banyak beredar informasi dan undangan terkait penyelenggaran Konferensi Cabang Luar Biasa (KLB) HMI Cabang Lebak yang menghasilkan Saudara Embun Cahyana sebagai Formateur.
Namun, siapa sangka ternyata sehari menjelang penyelenggaraan Saudara Embun Cahyana mengundurkan diri sebagai Ketua BPL HMI Cabang Lebak.
Penyelenggaraan KLB pun sempat molor karena ada indikasi kuat dan upaya keras dilakukan untuk menghadirkan Ketua Umum Komisariat dengan berbagai cara. Keadaan itu membuat hati nurani kader HMI Cabang Lebak gundah.
Karena itu, setelah sederet dinamika yang terjadi, akhirnya digelarlah Rapat Harian HMI Cabang Lebak yang dihadiri oleh Pengurus HMI Cabang Lebak Periode 2023-2024 di bawah Ketua Ratu Nisya Yulianti.
Dalam agenda Rapat Harian tersebut, selain membahas kondisi internal HMI Cabang Lebak, juga dilakukan klarifikasi yang disampaikan oleh masing-masing Ketua HMI Komisariat Se-Cabang Lebak. Klarifikasi dilakukan untuk memperjelas mengapa sampai terjadi Konferensi Luar Biasa (KLB).
“Kami Ketua Umum HMI Komisariat Insan Cita, Latansa Mashiro, Universitas Setia Budhi dan Cilangkahan menyampaikan permohonan maaf atas partisipatif yang tidak diinginkan dan penuh tekanan dalam pelaksanaan KLB dan menyadari serta mengakui secara utuh Pengurus HMI Cabang Lebak Periode 2023-2024 dibawah Kepemimpinan Ayunda Ratu Nisya Yulianti yang secara sah dan tidak adanya landasan yang mengharuskan penyelenggaraan KLB tersebut, hal-hal terkait lainnya sudah tertera dalam Surat Pakta Integritas yang kami tandatangani diatas materai.” bunyi klarifikasi Ketua Umum HMI Komisariat Se-Cabang Lebak.
Oleh karena itu, Ketua Umum HMI Cabang Lebak Ayunda Ratu Nisya Yulianti sangat menyayangkan atas kejadian yang mencederai marwah Organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut. Apalagi, banyak informasi yang menyebutkan bahwa forum KLB berlangsung tidak memenuhi standar substansi.
“Saya pribadi tentu di luar dugaan, karena ketika kejadian tersebut saya dengan beberapa pengurus masih berada di arena Kongres PB HMI di Pontianak. Namun, setelah saya himpun landasan historis dan filosofis dinamika yang terjadi tentu sangat subjektif yang banyak mengorbankan perasaan kader. Oleh karena itu, sebagai Pemimpin perlu kiranya mengambil langkah yang dapat menyelamatkan banyak pihak dalam hal ini kader itu sendiri.” Ujar Ratu Nisya Yulianti Ketua Umum HMI Cabang Lebak
Pascakejadian tersebut, Pengurus HMI Cabang Lebak sudah memberikan Surat Edaran melalui Ketua Bidang PAO HMI Cabang Lebak dengan melampirkan Surat Instruksi PB HMI yang melarang penyelenggaraan konferensi pada saat Kongres berlangsung, hal-hal demikian yang menjadi pertimbangan adalah amanat Konstitusi/AD ART.
“Tentu ya kita ini terhimpun dalam Organisasi bukan Komunitas yang dimana rule of game sudah jelas di AD/ART, kami sudah siapkan Sanksi Organisasi kepada kader yang sudah membuat kegaduhan. Saya juga sangat apresiasi kepada Ketua Umum HMI Cabang Lebak yang mengambil sikap terukur dan berdasarkan Konstitusi bukan dengan hal-hal pemaksaan lainnya. Apalagi seperti yang kita tahu, Ketua Umum HMI Cabang Lebak membawa harum daerah melalui sosok inspiratif sebagai Pemimpin Perempuan.” ujar Muhammad Zaenudin Ketua Bidang PAO HMI Cabang Lebak.
Oleh karena itu, secara resmi dan tanpa perdebatan Kepengurusan HMI Cabang Lebak Periode 2023-2024 secara sah masih berada dibawah Kepemimpinan Ayunda Ratu Nisya Yulianti. (adt)