Foto; Dok. Kemenkominfo

 

 

 

 

Kanalnews.co, DEPOK — Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa dalam menghadapi serangan siber, Computer Security Incident Response Team (CSIRT) atau Tim Tanggap Insiden Siber mempunyai peran penting.

Menurutnya, setidaknya terdapat 2.200 serangan siber di tingkat global dalam setiap harinya. Bahkan, pada tahun 2024, serangan tersebut berakibat kerugian secara global mencapai 9,5 triliun USD. Nilai tersebut ditaksir melonjak pada tahun 2025 senilai 10,5 triliun USD tiap harinya.

Hal itu diungkapkan Menkominfo Budi Arie saat peluncuran CSIRT di Auditorium dr. Roebiono Kertopati Kantor BSSN Sawangan, Depok, Jawa Barat pada Rabu, (24/7/2024).

“Negara kita, Indonesia, berada pada peringkat ke-10 sebagai target serangan siber secara global. Pemeringkatan ini dilakukan oleh Kaspersky secara real time,” ujar Menkominfo Budi Arie Setiadi, dilansir dari siaran pers Kemenkominfo.

Lebih lanjut, Menkominfo menerangkan, penerapan keamanan siber melalui pemberian perlindungan dapat  mengantisipasi ancaman pencurian dan kebocoran data, serta meningkatkan kepercayaan banyak pihak.

Dengan itu, menurut Menkominfo Budi Arie, juga dapat mendorong investasi sekaligus menunjang pengguna dalam menyusun sistem pertahanan siber yang lebih aman.

“Namun, kita juga dihadapkan pada tantangan serangan siber, seperti perkembangan bentuk ancaman keamanan siber seiring munculnya teknologi baru, rendahnya pemahaman pengguna tentang urgensi keamanan siber, serta keterbatasan talenta keamanan siber,” ucap Menkominfo.

Selain itu, Menkominfo Budi Arie menjelaskan bahwa sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024 telah mewajibkan kegiatan pembentukan 131 CSIRT  sebagai salah satu proyek prioritas strategis.

“Pembentukan CSIRT juga telah diatur dalam Perpres Nomor 82 Tahun 2022 tentang Pelindungan Infrastruktur Informasi Vital (IIV) Pasal 4, yaitu sektor IIV salah satunya meliputi administrasi pemerintahan. Dalam pasal 12, penyelenggara IIV membentuk Tim Tanggap Insiden Siber (CSIRT) Organisasi,” kata Menkominfo Budi Arie.

Adapun fungsi CSIRT, lanjut Menkominfo Budi Arie, untuk memberikan layanan reaktif (koordinasi insiden, triase insiden, resolusi insiden), memberikan layanan proaktif (mempublikasikan informasi kerawanan, keamanan dan tren teknologi serta melakukan audit keamanan informasi), dan memberikan layanan peningkatan kualitas keamanan (melalui bimbingan teknis, workshop, cyber drill test).

Sebagai informasi, sebanyak 18 kementerian, lembaga, serta pemerintah daerah, telah diluncurkan Tim Tanggap Insiden Siber atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) oleh Sandi Negara (BSSN). Peluncuran dilakukan untuk memperkuat keamanan siber nasional.

Turut hadir, Kepala BSSN Hinsa Siburian, Dirjen Aptika Hokky Situngkir, Staf Khusus Menkominfo Dedi Permadi, dan Staf Khusus Menkominfo Sugiharto.