Kanalnews.co, JAKARTA– Masyarakat kini tak perlu khawatir untuk menggunakan vaksin Zifivax. Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan vaksin Zifivax sebagai vaksin yang aman dan halal, serta memiliki efektivitas mencapai 81 persen.
MUI Bidang Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh menjelaskan penetapan tersebut setelah MUI melakukan uji klinis dengan sampel orang Indonesia. Vaksin Zifivax juga diklaim efektif untuk COVID-19 varian Delta.
“Jadi kesimpulannya vaksin itu (vaksin Zifivax) uji klinisnya di Indonesia dengan sampel orang Indonesia dan hasilnya baik dengan efektivitas 81 persen, termasuk juga untuk yang Delta,” kata Asrorun, Sabtu, (9/10/2021).
Dalam pemeriksaan tim auditor LPOM, Komisi Fatwa MUI tidak ditemukan pemanfaatan barang haram dan/atau najis dalam bahan dan juga dalam proses produksi vaksin Zifivax.
“Vaksin Zifivax hukumnya suci dan halal karena dalam proses produksinya memenuhi standar halal dan tidak ditemukan penggunaan material yang haram dan/atau najis,” ungkap Asrorun.
“Kedua, vaksin COVID-19 produk Anhui sebagaimana angka satu, boleh digunakan dengan syarat terjamin keamanannya menurut ahli atau lembaga yang kompeten,” katanya menambahkan.
Adapun tahapan yang telah dilalui MUI adalah, lanjut Ni’am yaitu pemeriksaan dokumen, pemeriksaan kunjungan lapangan atau audit langsung dengan visitasi yang dilakukan oleh tim auditor ke pabrik Zhifei Longcom Biopharmaceutical Co, Ltd di Hefei, China.
“Karena itu, pada proses pemeriksaan lapangan di pabriknya Anhui, China, pemeriksaan dilakukan secara langsung oleh tim dari auditor LPOM MUI yang disertai dari Komisi Fatwa MUI,” jelas Asrorun.
“Setelah proses auditing dilaksanakan oleh tim auditor, maka dilakukan rapat-rapat pendalaman, untuk melakukan pembahasan dan pengkajian pada aspek syar’i-nya,” sambungnya.
Tak hanya itu, MUI juga memastikan vaksin Zifivax aman bagi kesehatan. MUI telah melakukan pengujian lebih dalam sehingga dipastikan tak memiliki dampak bagi masyarakat ke depannya.
“MUI salah satu fungsinya adalah memberikan perlindungan pendampingan dan pelayanan keumatan salah satunya adalah soal jaminan keamanan atas produk makanan obat-obatan kosmetika, termasuk vaksin,” jelas Asrorun.
“Ikhtiar dari ini adalah ikhtiar wajib untuk mewujudkan kekebalan kelompok kesehatan masyarakat dan juga memulihkan bangsa dari wabah pandemi yang yang dialami oleh kita,” sambungnya.
Vaksin Zifivax menggunakan platform rekombinan protein sub-unit. Platform vaksin tersebut diambil dari spike glikoprotein atau bagian kecil virus yang akan memicu kekebalan tubuh saat disuntikkan ke tubuh manusia. Vaksin Zifivax juga dapat disimpan pada kondisi suhu khusus 2-8 derajat Celsius, sehingga cocok untuk Indonesia sebagai negara tropis.
Untuk penyuntikan vaksin diberikan sebanyak tiga kali secara intramuskular dengan interval 1 bulan dari penyuntikan pertama ke penyuntikan berikutnya. Dosis vaksin yang diberikan pada setiap kali suntikan adalah 25 mcg (0,5 mL).
Hasil uji klinik fase 1, 2 dan 3 menyatakan efikasi Vaksin Zifivax mencapai 81,71 persen, dihitung 7 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap. Efikasi Vaksin Zifivax juga mencapai 81,4 persen, bila dihitung 14 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap.
Berdasarkan analisis pada beberapa rentang usia, efikasi vaksin ini pada usia 18-59 tahun sebesar 81,51 persen dan untuk kelompok lansia usia 60 tahun ke atas sebesar 87,58 persen. Vaksin Zifivax ini juga telah mendapatkan izin dari BPOM. (ads)