Foto: Dok. BPMI Setpres

Kanalnews.co, BALI — Di sela-sela rangkaian agenda High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melangsungkan pertemuan bilateral dengan Presiden Liberia Joseph Nyuma Boakai, pada Senin, (2/9/2024) di Ruang Casablanca, Hotel Mulia Nusa Dua Bali.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengapresiasi kehadiran Presiden Boakai. Selain itu, ia juga menekankan bahwa hubungan bilateral kedua negara terjalin dengan baik selama hampir 60 tahun.

“Selamat datang di Indonesia, dan terima kasih atas kehadiran Yang Mulia. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Liberia telah berlangsung dengan baik selama hampir enam dekade, dan saya yakin masih banyak potensi yang dapat kita kembangkan bersama,” ujar Presiden Jokowi, dilansir dari siaran pers BPMI Setpres.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi juga menegaskan 3 bidang utama kerja sama yang dapat diperkuat antara Indonesia dan Liberia, termasuk kerja sama dalam sektor kelapa sawit. Menurutnya, saat ini sektor tersebut menghadapi tantangan, baik kampanye hitam yang dilakukan di dunia barat, maupun kebijakan diskriminatif European Union Deforestation Regulation (EUDR).

“Indonesia terus berjuang melawan kampanye negatif ini dan berharap Liberia juga dapat terus mendukung. Indonesia juga siap membantu dalam peningkatan kapasitas di negara-negara Afrika, termasuk Liberia,” jelas Presiden Jokowi.

Kemudian yang kedua, kerja sama di bidang infrastruktur. Menurut Presiden Jokowi, Indonesia mempunyai banyak perusahaan dengan berbagai pengalaman dalam pembangunan infrastruktur yang siap menjalin kerja sama dengan Liberia.

“Indonesia memiliki banyak perusahaan dengan pengalaman luas dalam pembangunan infrastruktur, dan kami siap bekerja sama dengan Liberia untuk mendukung pembangunan infrastruktur di sana,” imbuh Presiden Jokowi.

Ketika, sambung Presiden Jokowi, kesiapan Indonesia dalam memperkukuh kerja sama pembangunan dengan Liberia melalui program-program yang disesuaikan dengan kebutuhan Liberia, termasuk dukungan teknis, beasiswa, hingga pelatihan vokasional.

“Semuanya siap diberikan untuk mendukung pembangunan di Liberia,” ungkap Presiden.

Pertemuan tersebut diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral kedua negara. Selain itu, juga diharapkan membuka peluang kerja sama baru yang saling menguntungkan, termasuk dalam sektor-sektor strategis yang telah menjadi pembahasan.

Pertemuan kedua pemimpin tersebut juga menegaskan komitmen kedua negara untuk terus menjalin kerja sama untuk mewujudkan kemajuan bersama di masa mendatang.

Presiden Jokowi, dalam pertemuan tersebut didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. (aof)