
Kanalnews.co, SURABAYA — Selain menggelar berbagai diskusi panel yang membahas berbagai isu kawasan Asia, agenda International Convention of Asia Scholars (ICAS) juga diisi dengan beragam pameran.
Salah satunya, pameran poster yang diselenggarakan pada Kamis, (1/8/2024) di Hall lantai 3 Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga, Surabaya.
Pameran yang menyajikan topik sejarah dan budaya tersebut dihadiri puluhan peserta ICAS dan praktisi dengan antusias.
Dalam pameran poster tersebut, setiap pembuat poster mempresentasikan isi dari poster mereka masing-masing. Kemudian para pengunjung pameran bisa bertanya lebih mendalam di akhir pemaparan.
Memproduksi China di Asia Tenggara
Joshua, salah satu pembuat poster menjelaskan bahwa selama periode perang dingin dan dekolonisasi, studi tentang China di Asia Tenggara mengalami perkembangan signifikan, khususnya di Universitas Malaya.
“Universitas Malaya memainkan peran penting dalam pembentukan pemahaman akademis mengenai China di kawasan tersebut,” jelas Joshua
Era perang dingin, lanjut Joshua, telah membawa ketegangan geopolitik yang mempengaruhi cara studi China dikembangan.
“Ketika negara-negara Asia Tenggara menghadapi proses dekolonisasi, ketertarikan terhadap China meningkat, baik dari segi politik maupun ekonomi,” kata Joshua.
Lebih lanjut, Joshua mengungkapkan bahwa Universitas Malaya berperan sebagai pusat utama dalam penelitian dan pendidikan tentang China, termasuk mengembangkan kurikulum yang mencakup berbagai aspek dari sejarah, budaya, dan politik China.
“Dalam konteks ini, studi China tidak hanya terbatas pada analisis akademis tetapi juga dipengaruhi oleh dinamika politik global dan regional,” ungkap Joshua.
Karenanya, melalui program-program akademis dan penelitian yang ada, perguruan tinggi berusaha untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai hubungan antara China dan negara-negara Asia Tenggara, serta dampaknya terhadap kawasan tersebut.
Joshua juga mengatakan bahwa secara keseluruhan, “Studi China” mencerminkan upaya untuk mengintegrasikan pengetahuan global dengan kebutuhan dan konteks lokal di Asia Tenggara, memberikan kontribusi penting dalam memahami peran China di kawasan ini selama periode Perang Dingin dan dekolonisasi.
Penulis: Nuzula Maghfiro
Editor: A. R. Oka Fahrudzin