Foto ist

 

Kanalnews.co, JAKARTA– Politikus PDIP Hendrawan Supratikno menanggapi terkait pernyataan eks Wapres Jusuf Kalla yang meminta Presiden Joko Widodo meniru Presiden Megawati Seokarnoputri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hendrawan menilai JK telah mendengar isu-isu yang dilebih-lebihkan dari pendukung Anies Baswedan.

Sebelumnya, JK meminta Jokowi tidak menunjukkan sikap politik menjelang masa akhir jabatannya. Hendrawan menduga hal ini berkaitan dengan pertemuan Jokowi dengan ke-6 ketum parpol di Istana Negara.

Menurutnya pertemuan itu fokus membahas ekonomi Indonesia ke depan dan tantangan ke depan. Jokowi mengingatkan pembangunan segala aspek harus dilanjutkan demi kemajuan bangsa.

“Saran yang baik tentu harus didengar. Namun dugaan saya, Pak JK mungkin mendengar kabar yang dilebih-lebihkan,” kata Hendrawan.

“Karena seperti yang disampaikan beberapa Ketum (parpol), yang disampaikan Pak Jokowi lebih terkait dengan perkembangan dinamika ekonomi global, tantangan bangsa ke depan, dan arti penting keberlanjutan pembangunan untuk memanfaatkan bonus demografi dan keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap),” jelasnya.

Hendrawan menyinggung tim pengusung Anies Baswedan yang sedang memainkan drama sebagai korban kekuasaan yang tuna etika.

“Saya melihat tim pengusung Anies sedang memainkan drama sebagai korban kekuasaan yang tuna etika. Istilah populernya ‘playing victim’. Calon yang dipojokkan, diperlakukan tidak adil, terjepit,” katanya.

“Selain sebagai pertahanan untuk mengantisipasi hal-hal buruk yang mungkin terjadi pada Anies. Tujuannya menarik simpati dan bela rasa publik,” tegasnya.

“Kami tidak tertarik untuk menari dengan tabuhan yang bernada kemurungan,” katanya.