Kanalnews.co, JAKARTA– Waketum PAN Viva Yoga Mauladi menepis isu keretakan hubungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Ia menyebut kabar itu dibuat oleh oknum yang kurang minum kopi.

“Ada beberapa isu bahwa hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi itu retak, menurut PAN itu tidak benar dan isu itu mungkin karena cara penafsiran terhadap realitas politik sangat sempit dan kurang ngopi gitu, kurang melihat bagaimana hubungan yang otentik antara Prabowo dan Jokowi,” ujarnya.

Ia mengingatkan Prabowo bisa menjadi presiden terpilih karena dorongan dari Jokowi. Menteri Pertahanan itu juga sudah berkomitmen mengusung keberlanjutan.

“Pak Prabowo berkali-kali mengatakan bahwa beliau menjadi presiden karena dorongan dari Pak Jokowi, dan yang penting menurut Pak Prabowo proses peralihan pemerintahan berjalan dengan sejuk, smooth, aman, tertib dan progresif. Karena dalam beberapa event beberapa kali Pak Jokowi memberikan porsi yang besar kepada presiden terpilih untuk melakukan suatu perjalanan, kebijakan yang nanti bisa menjadi bagian dalam proses pematangan pemerintahan ke depan,” katanya.

“Jadi kalau ada yang mengatakan hubungannya retak ya mungkin dia tidak mengerti, karena berdasarkan isu isu warung kopi dan penafsiran tidak mendasar, kurang akurat kurang informasi kurang ngopi, sehingga isu itu muncul,” tambahnya.

Viva Yoga juga memastikan masa transisi pemerintahan akan berjalan dengan baik. Sebab, sejak awal keduanya saling berkomitmen.

“Bagi kami bahwa hubungan Pak Jokowi dan Pak Prabowo itu harmonis, hubungannya itu dalam rangka untuk menjaga stabilitas politik di masa transisi pemerintahan dan masa sistem pemerintahan ini berjalan dengan aman, tertib, lancar efektif dan itu semuanya menunjukkan bahwa hubungan kedua tokoh nasional yaitu berjalan dengan baik berjalan secara harmonis,” katanya.

“Dan tidak ada keretakan karena pemerintahan Prabowo Gibran itu visinya adalah untuk melanjutkan pemerintahan sekarang dan menyempurnakan program-program yang belum terealisasi, melanjutkan dan menyempurnakan, jadi itu tidak benar kalau kemudian ada isu keretakan, hanya kurang ngopi,” katanya.

Isu keretakan keduanya diduga karena Prabowo kecewa dengan dinamika politik pemerintahan baru-baru ini. Salah satunya karena adanya demonstrasi besar menentang revisi Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah, yang tidak mengakomodasi putusan Mahkamah Konstitusi. Kubu Prabowo tidak ingin terkena imbas di pemerintahan baru. (ads)