
Kanalnews.co, JAKARTA– Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan Presiden RI Prabowo Subianto mulai menimbulkan kekhawatiran. Salah satunya, ormas-ormas terlarang bakal bangkit kembali di tengah pemangkasan anggaran Kemenpora.
Hal itu disampaikan oleh wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI-P, Maria Yohana Esti Wijayati, saat rapat kerja bersama Kemenpora di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (13/2/2025).
“Sudah mulai ada kegelisahan. Entah itu beralasan atau tidak, tetapi memang muncul. Karena ini berkaitan dengan penguatan karakter dan wawasan kebangsaan,” kata Maria.
“Secara tidak langsung ini berkaitan dengan tugas Deputi Kepemudaan di Kemenpora, yaitu kegelisahan akan bangkitnya kembali ormas-ormas yang kemarin dinyatakan sebagai ormas terlarang,” kata Maria.
Ia menyebut Kemenpora memiliki tugas melakukan penguatan karakter kebangsaan. Namun, dengan pemangkasan anggaran tersebut, akan berdampak terhadap masalah kepemudaan.
Apalagi, anggaran Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga kini mencapai Rp 80 miliar setelah rekonstruksi, dari sebelumnya sempat mengalami penurunan hingga Rp 20 miliar akibat efisiensi.
Jumlah Rp 80 miliar yang tersedia saat ini bahkan lebih besar dari pagu awal, yakni sebesar Rp 70 miliar.
“Kalau Bapak bertanya dari mana (anggarannya), izin. Ketika kemudian ada rekonstruksi, ada penambahan anggaran Rp 170 miliar. Angka Rp 70 miliar sebagai pagu definitif awal di tahun anggaran 2025 kemudian justru pas rekonstruksi menjadi Rp 80 miliar. Artinya ada kenaikan dari pagu awal,” katanya.
Untuk itu, Maria sangat berharap pembinaan kepemudaan serta penguatan karakter dan wawasan kebangsaan tetap dianggarkan.
“Maka kalau boleh mengusulkan, beri sedikit ruang supaya tidak nol (anggaran), karena ini belum terdanai, bahasa penjenengan di (paparan) halaman 4. Penguatan karakter dan wawasan kebangsaan ini bahkan juga kepramukaan ini, masih belum terdanai,” kata Maria.
Menpora Dito Ariotedjo mengakui ada sejumlah kegiatan besar yang tidak terdanai karena efisiensi anggaran. Salah satunya program maupun kegiatan besar yang belum terdanai meliputi pembinaan kepemudaan dalam peningkatan kewirausahaan pemuda, penguatan karakter dan wawasan kebangsaan, serta pengembangan pendidikan kepramukaan.
Lalu, Pelatnas untuk cabang olahraga unggulan. Hal ini mengingat belum mencukupinya anggaran untuk seluruh cabang olahraga menuju SEA Games 2025, ASEAN Para Games 2026, ASEAN Games, dan ASEAN Para Games 2026, serta persiapan Olimpiade dan Paralimpiade 2028 dalam jangka panjang.
Kemudian, data time series untuk perhitungan sport development index, serta pengembangan SLOMPN dan sentra olahraga di daerah secara optimal. (sis)