Kanalnews.co, JAKARTA – Anak perusahaan Grup Telkom PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) berencana melakukan Penawaran Publik Perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada 22 November 2021 mendatang.
Rencananya, harga saham yang ditetapkan Mitratel yakni Rp800 per lembar akan berlangsung pada 16-18 November 2021. Dengan pelepasan saham sebesar 29,85 persen ke lantai bursa, Mitratel diharapkan akan meningkatkan valuasi Grup Telkom, lantaran valuasinya diperkirakan akan meningkat secara signifikan pasca-go public.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade berharap proses IPO Mitratel dapat segera tercapai sehingga Grup Telkom dapat segera membangun infrastruktur telekomunikasi 5G.
“Ya harapan kita target Rp25 triliun dari IPO ini bisa tercapai. Sehingga, Grup Telkom melalui Mitratel bisa segera membangun infrastruktur 5G dan BUMN kita tetap bisa leading di sektor telekomunikasi,” kata Andre dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PT Telkom Indonesia, Rabu (10/11), dikutip dari Parlementaria.
Andre menilai, akan ada peningkatan rasio penyewaan (tenancy ratio) dari tower yang dikelola oleh Mitratel usai terpenuhinya pencapaian IPO. Menurutnya, selama ini Mitratel hanya fokus melayani jaringan infrastruktur telekomunikasi yang dikelola oleh Telkomsel. “Beda dengan Protelindo yang sudah melayani seluruh operator seluler,” ujar Anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI ini.
Berdasarkan informasi, Mitratel sendiri merupakan salah satu anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero), Tbk. yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi. Mitratel mulai menapaki bisnis menara telekomunikasi sejak tahun 2008. Hingga saat ini, Mitratel telah mengelola lebih dari 28.000 menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Semua operator seluler Indonesia telah menjadi tenant dengan menempatkan perangkat BTS-nya di menara Mitratel. (RR)