Kanalnews.co, JAKARTA- Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) mendukung penuh penyelenggaraan kegiatan Literasi Digital di Keuskupan Agung Samarinda. Kegiatan ini tak lain untuk mengajar peserta dan masyarakat cerdas bermedia sosial.
Kegiatan literasi digital ini digelar di HARRIS Hotel Samarinda, Jl. Untung Suropati No.35, Karang Asam Ulu, Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur beberapa waktu lalu. Tak hanya cerdas bermedia sosial, kegiatan ini dilakukan agar membuat konten yang berasaskan Pancasila dan mempersatukan.
Selain itu, dapat menciptakan jaringan kerja sama antar peserta untuk menjadi anak-anak bangsa yang menyebarkan konten-konten positif demi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kegiatan Literasi Digital ini dihadiri oleh 250 (dua ratus lima puluh) orang peserta yang berasal dari Keuskupan Regio Kalimantan, yakni; Kesuskupan Agung Samarinda, Keuskupan Agung Pontianak, Keuskupan Tanjung Selor, Keuskupan Palangkaraya, Keuskupan Ketapang serta berbagai Paroki lainnya.
Penerima manfaat utama dari kegiatan ini adalah Orang Muda Katolik (OMK) di Keuskupan Agung Samarinda dan Anggota Komsos Regio Kalimantan. Adapun penjelasan terkait OMK adalah mereka yang berusia antara 16 (enam belas) s/d 35 (tiga puluh) tahun dan belum terikat perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pedoman karya pastoral kaum muda dan Keputusan Rapat Regio Kalimantan.
Pembuka acara literasi digital ini menampilkan Tarian Tradisional oleh Sanggar Seni Apo Lagaan, dilanjut dengan Pembacaan Doa oleh RD. Moses Komela Avan, Sambutan oleh Direktur Jenderal Aptika Kemkominfo RI, Sambutan oleh Sekretaris Eksekutif Komsos KWI, serta Sapaan Bapa Uskup Keuskupan Agung Samarinda.
Pangerapan, B.Sc, M.M (Dirjen Aptika Kemkominfo RI), Semuel Abrijani mengatakan, teknologi digital semakin berkembang, media digital wajib dimiliki semua agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas, dan sangat krusial untuk ancaman digital kebocoran idenitas, penipuan, perlu membekali diri kita.
“Kementrian kominfo memegang pilar untuk meningkatkan indeks kekerasan digital naik, namun masih di kategori cukup masih harus ditingkatkan kemampuan literasi digital.” kata Semuel Abrijani
“Acara hari ini untuk meningkatkan literasi digital secara nasional, dan sangat mengapresiasi peserta untuk terus meningkatkan literasi digital, mendapat kan manfaat yang dapat di teruskan bagi orang sekitar. Mari aktif dan dukung kegiatan litersasi digital agar Indonesia dapat menajdi negara cakap digital.”sambungnya.
Sekretaris Eksekutif Komsos KWI, Rm. P. Anthonius Steven Lalu, SS.Lic.,Th. mengatakan semua mengalami teknologi maju.
“Tetapi kita mendapatkan bantuan AI, teknologi makin maju membuat kita, lebih mudah, tapi yg penting teknologi membuat kita semakin berkualitas, kita harus menaklukan teknologi bukan menjadi budak teknologi,”
“Kita semua harus sadar bahaya dari teknologi, bukan bahaya dari teknologi tapi orang-orang yang menggunakannya. Teknologi sudah di anugrahkan Tuhan sebagai bantuan agar hidup kita berkualitas. Secara khusus media komunikasi sosial, kita harus belajar agar bisa kuasai teknologi secara benar. Kerjasama Komisi-komisi untuk acara ini terimakasih untuk pendampingan. Samarinda sebagai kota terakhir ke-10 untuk penyelenggaraan, kehadiran, keaktifan perserta samarinda paling baik.” kata Sekretaris Eksekutif Komsos KWI, Rm. P. Anthonius Steven Lalu, SS.Lic.,Th.
Anthonius Steven meminta agar peserta beradaptasi menyesuaikan, bisa mengubah diri supaya produktif, dan sebagai OMK. Ia juga mengajak peserta menjadi duta damai m mmembawa pesan positif menjelang pemilu.
Mgr. Yustinus Harjosusanto, MSF Mewakili Keuskupan Agung Samarinda, mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada Kementerian Kominfo yang telah mendukung penuh penyelenggaraan kegiatan Literasi Digital di Keuskupan Agung Samarinda, Komisi Komsos KWI yang juga telah menjalin relasi dan bersinergi dengan pihak-pihak terkait guna menyukseskan acara ini, serta Komsos di Keuskupan Regio, Kalimantan.
“Penyelenggaraan kegiatanini sesungguhnya merupakan sebuah kesempatan besar bagi para peserta agar dapat mempelajari bagaimana cara untuk bijak dan terampil dalam menggunakan platform media digital. Semoga Orang Muda sekalian menjadi semakin terampil dan bijak dalam. Selamat mengikuti seminar semoga bermanfaat, Tuhan Memberkati.” kata Yustinus Harjosusanto.
Rosarita Niken Widiastuti yang menjadi narasumber pada kegiatan ini membahas soal “Tips dan Trik Menjaga Data Pribadi di Dunia Digital”
Menurutnya, berdasarkan data yang diperoleh dari Hootsuite (We are Social), disebutkan bahwa Tren Pengguna Internet dan Media Sosial di Indonesia Tahun 2021 dengan rincian sebagai berikut:
– Total Populasi 274,9 Juta
– Pengguna Mobile Unik 345,3 juta (125,6Y0 dari total populasi)
– Pengguna Internet: 202,6 juta (7396 dari total populasi)
– Pengguna Media Sosial Aktif: 170 juta (61,8 juta dari total populasi)
“Sejalan dengan berkembangnya teknologi dari waktu ke waktu, tentunya kita juga dituntut untuk dapat beradaptasi dengan segala perubahan yang ada. Dalam hal ini, dapat dilihat dari munculnya berbagai jenis pekerjaan-pekerjaan baru, lingkungan yang sangat dinamis, yang terus menuntut kita untuk terus berkreasi, berinovasi dan berubah mengikuti perkembangan,” ujar Niken.
“Lahirnya sebuah inovasi tentunya dapat berdampak secara positif dan negatif. Begitu pula dengan hadirnya internet di tengah-tengah kita, ada banyak dampak positif dari penggunaan internet seperti Media pertukaran data, kemudahan berbisnis, media berkomunikasi, mempermudah bidang pemerintahan, sosial, ekonomi, dsb,” sambung Niken.
Menurut Niken, tidak sedikit pula dampak negatif yang dihasilkan dari penggunaan internet yakni, timbulnya ujaran kebencian, tindak penipuan, kecanduan internet, perjudian, pornografi, pencurian data pribadi, bullying, dan hal negatif lainnya.
“Hal lain yang kiranya tidak boleh luput saat menggunakan media sosial adalah etika di dunia siber yang juga penting untuk dapat diperhatikan dimana beberapa hal diantaranya adalah berupa tanggung jawab, empati, otentik, kearifan, dan integritas,” ujar Niken.
Sementara itu, Mirzha Yonathan Simangunsong yang juga menjadi narasumber pada kegiatan ini menjelaskan soal “Pemanfaatan Teknologi Digital bagi Kaum Milenial”
Menurutnya, keterbatasan jarak akibat larangan physical distancing selama pandemic Covid-19 memunculkan tren baru di masyarakat dimana salah satu gaya hidup yang mulai berubah adalah cara komunikasi yang bergantung pada media digital.
“Masa revolusi industri 4.0 membawa dampak pada cara berfikir manusia, hal tersebut pula yang ditenggarai menjadi penyebab individu dalam memperkirakan strategi yang akan digunakan guna meningkatkan perekonomian di masa yang akan datang. Sebagai contoh dalam meningkatkan perekonomian saat ini salah satunya adalah melalui ekonomi kreatif,” jelas Mirzha.
Mirzha juga menjelaskan bahwa smartphone production telah menjadi tren video marketing yang besar sejak tahun 2022. Hal ini disebabkan oleh banyaknya perusahaan dan pegiat konten yang ingin mengurangi budget untuk keperluan produksi. Tak hanya itu, kualitas kamera yang dimiliki oleh para pengguna smartphone tersebut juga kini tak kalah jauh bila dibandingkan dengan kamera DSLR.
“Perkembangan sosial media marketing pun turut ikut andil dalam kemajuan produksi video tersebut. Sebagai contoh, konten-konten singkat yang terdapat pada Tiktok, Instagram Reels, dan Youtube Shorts sudah pasti memiliki hasil yang lebih efektif jika direkam menggunakan smartphone,” ungkapnya.
“Jika merujuk pada riset Wyzowl, diketahui bahwa 8699 perusahaan di seluruh dunia menggunakan video sebagai alat pemasaran mereka di tahun 2021. Bahkan, 936 di antaranya menyatakan bahwa video marketing dijadikan sebagai strategi Utama untuk menggaet audiens,” pungkas Mirzha. (ads)