Oleh : Ranoe Nirawan

Meraih penjualan sebanyak 310.674 unit pada 2011, membuat PT Toyota-Astra Motor (TAM/Toyota Indonesia) berada di posisi keempat penjualan global Toyota Motor Corporation (TMC) dibawah Toyota USA, Toyota Jepang dan Toyota Cina. Toyota Indonesia sukses menggeser Toyota Thailand yang selama ini merajai di kawasan ASEAN
KANALNEWS.co, Jakarta – Toyota Indonesia melalui PT Toyota-Astra Motor (TAM) mampu menujukkan penjualan yang cukup menajubkan bagi penjualan global Toyota Motor Corproration (TMC) di tahun 2011 lalu. Dengan meraih penjualan sebanyak 310.674 unit pada 2011, TAM untuk pertama kalinya langsung menduduki peringkat keempat di dunia dengan mengeser Thailand.

Raihan itu tak dapat dipungkiri akibat bencana banjir yang melanda Thailand sejak Juli hingga Desember 2011. Bencana tersebut adalah musibah terburuk sejak 50 tahun terakhir bagi negeri Gajah Putih tersebut karena membuat ekonomi lumpuh, termasuk sektor industri otomotifnya yang mandeg.

“Peringkat ini baru dikeluarkan. Ini prestasi yang membanggakan bagi Toyota Indonesia sejak beroperasi pertama kali di Indonesia pada tahun 1971. Harus diakui banjir besar yang terjadi di Thailand menjadi faktor penting pencapaian ini. Banjir menimbulkan duka bagi Thailand, namun suka bagi kami karena kami dalam sejarah Indonesia mampu menjadi penyumbang terbesar keempat bagi penjualan Toyota secara global,” ujar Presiden Direktur PT TAM, Johnny Darmawan dalam sambutannya disela-sela meluncurkan Toyota New Alphard di Sampoerna Srtategic Square, Jakarta.

Dijelaskan, berdasarkan peringkat yang disampaikan Toyota, Amerika Serikat masih nomor satu dengan penjualan 1,632 juta. Peringkat dua, Jepang, 1,296 juta unit, China 883.431 unit,  Indonesia 310.674 unit dan Thailand 290.061 unit. Di posisi ke enam adalah Saudi Arabia (234 ribu unit).  Canada (187 ribu) dan Australia (106 ribu) juga menjadi pasar terpenting  Toyota di dunia.

Tidak hanya itu Johnny juga berhasil mencatatkan diri sebagai pemimpin Toyota pertama di Indonesia yang berhasil menggeser dominasi Thailand di ASEAN dan dunia. “Saya meminta tim untuk berusaha mempertahankan prestasi ini bukan karena ada banjir di Thailand. Jujur saja Thailand merupakan raksasa besar yang sulit kita kalahkan,” lanjut Johnny.

Namun demikian Johnny tetap mengingatkan bahwa keinginan TAM untuk mempertahankan peringkat di tahun 2012 bulanlah suatu hal yang ringan. Maklum, karena Toyota Thailand dengan line up lengkap dan memiliki market share sebesar 40% di negaranya merupakan yang terbesar di ASEAN.

“Sulit karena seperti melawan gorilla. Dengan pasar nasional yang diprediksi mencapai 1 juta unit tahun ini, Toyota Thailand tertantang mencapai penjualan 400 ribu. Sementara di kita (Toyota Indonesia) sudah tidak bisa lagi meningkatkan produksinya. Kapasitas produksi sudah mentok,” ujar Johnny.

Namun kata Johnny, situasi itu akan berbeda pada 2013 nanti, dan dirinya optimis Indonesia bisa berada diperingkat 4 kembali. Hal tersebut selaras dengan rencana investasi senilai 30 miliar yen (Rp 3,3 triliun) untuk membangun pabrik baru berkapasitas 80.000 unit di Karawang, Jawa Barat. Bahkan PT Toyota Motors Manufacturing Indonesia (TMMIN) sudah menyatakan telah menyuntikkan dana Rp 1,7 triliun  untuk menambah produksi dari 110.000 unit menjadi 140.000 unit per tahun. Dengan tambahan investasi ini,  pada  pertengahan  2013, Toyota Indonesia bisa memproduksi 200.000 unit mobil per tahun.

“Selain itu, populasi pasar yang lebih besar dan image brand Toyota yang semakin bagus menjadi kunci untuk menjaga peringkat Indonesia diposisi yang lebih baik. Tantangannya adalah melengkapi line up,” tegas Johnny.

Di tahun 2012 ini TAM menargetkan pangsa pasar sebesar 36%.  Sementara tahun 2011 lalu penjualan TAM menyentuh 310.674 unit, tumbuh 10,7% dari tahun 2010 yang sebanyak 280.680 unit. Sebetulnya, target pangsa pasar tahun ini serupa dengan target pangsa pasar tahun lalu. Sayang, tsunami yang terjadi di Jepang dan banjir di Thailand membuat TAM harus puas hanya menguasai pangsa pasar 35%, di bawah target yang sebesar 36%.

Maklum, kedua bencana itu membuat kiriman komponen dari Thailand terhambat yang berakibat pada perlambatan produksi. Bahkan, tsunami di Jepang membuat penjualan whole sales Toyota sempat merosot di kisaran 60.727 dan 61.055 pada April dan Mei 2011. Lalu banjir di Thailand kembali menekan whole sales bulan November 2011 menjadi 67.656 unit.

“Kami optimistis target pangsa pasar 36% akan tercapai tahun ini, meski semua produsen mobil tahun ini menghadapi sejumlah kendala seperti dampak banjir Thailand yang masih terasa di awal tahun 2012 ini, lalu  pasar mobil juga akan lesu jika krisis utang Eropa masih berlanjut dan yang terakhir adalah realisasi pembatasan bahan bakar minyak (BBM) akan diterapkan pemerintah pada  April nanti,” ujarnya.

Menurut Johnny, krisis Eropa harus diwaspadai, karena jika krisis terjadi berkepanjangan, akan menimbulkan dampak yang serius terhadap industri otomotif. “Lalu mengenai rencana pembatasan BBM subsidi akan membuat pasar mobil akan kaget sekitar dua hingga tiga bulan saja,” ujarnya.

Seperti diektahui, berdasarkan data dari  Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), proyeksi penjualan mobil di Tanah Air bisa mencapai 920 ribu sampai 950 ribu unit pada 2012. Indikatornya adalah situasi ekonomi yang semakin baik dan tetap tumbuh ditandai dengan investment grade, kurs dan inflasi yang stabil, dan tren positif industi otomotif di dalam negeri.